Minggu, 25 Desember 2011

Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu Ajaran Kepemimpinan Gajah Mada
Oleh I PUTU MAS HERY SETIAWAN

Arti kata Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu : Asta Dasa artinya 18 (delapan belas). Berata artinya pengendalian diri yang merupakan kewajiban pokok seorang pemimpin. Pramiteng Prabu artinya Raja (Kepala Negara). Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu artinya 18 (delapan belas) kewajiban pokok pengendalian diri seorang pemimpin.


Gajah Mada Keturunan Dewa Brahma

Patih Gajah Mada populer sebagai seorang tokoh nasional pada masa kejayaan Majapahit. Banyak karya sastra dan mitos yang berkaitan dengan tokoh yang mempersatukan Nusantara sampai ke Kepulauan Madagaskar, Malaysia, hingga Filipina selatan. Salah satu karya sastra tersebut adalah Kakawin (nyanyian sakral) Gajah Mada (disingkat KGM). Dalam KGM ditemukan berbagai taktik, strategi, dan ajaran kepemimpinan yang dilaksanakan Mahapatih Gajah Mada yang relevan untuk dikaji dari perspektif model kepemimpinan Hindu dalam masyarakat Bali. Tentunya ada pula hal-hal negatif yang tidak patut untuk diteladani. Pengarang kakawin adalah Ida Cokorda Ngurah dari Puri Saren Kauh Ubud.

Asta Dasa Berata Pramiteng Prabu Ajaran Kepemimpinan Gajah MadaTokoh Gajah Mada begitu dikagumi, sehingga terbentuk berbagai mitos tentang dirinya. Dalam KGM tidak hanya mitos tentang Gajah Mada, yang ditampilkan sebagai berikut : Gajah Mada sebagai Keturunan Dewa Brahma. Dalam KGM, Gajah Mada dijadikan sarana citra, keluarga serta keturunannya sebagai anggota yang terhormat dari masyarakatnya. Penyair KGM menganggap Gajah Mada seorang yang digjaya Nindyeng sarat (jaya tidak tercela di seluruh dunia).

Sebagai tokoh, digambarkan kesempurnaan dirinya yang mampu memasukkan dewa-dewa kahyangan ke dalam tubuhnya, seperti ajaran kepemimpinan yang populer dengan nama Asta Berata yang dituangkan dalam kakawin Ramayana.

Sumber ajaran kepemimpinan Asta Berata ini adalah Kitab Manawa Dharma Sastera. Demikian juga Gajah Mada disebutkan mampu tampil sebagai Dewa asmara yang tampan, cemerlang dan jaya yaitu :
(1) Tokoh yang pada mulanya datar, namun dapat membuat kejutan dengan menunjukkan sifat-sifatnya yang tidak terpuji, misalnya dalam menghadapi Kebo Wawira (Kebo Iwa)
(2) Jaya secara lahiriah, ialah sebagai pencetus gagasan-gagasan yang dapat mengantarkannya mencapai kedudukan yang tinggi sebagai Mahapatih kerajaan Majapahit
(3) Kejayaan dalam pemikirannya didapat berkat keturunannya yang agung dan juga karena bakti, ketaatan dan kesetiaannya pada mereka yang diabdinya, terutama raja
(4) kejayaan batin didapat berkat sifat-sifat tersebut di atas pada guru agama dan pada ajaran-ajaran yang terdapat dalam kitab agama sebagai persiapan menuju Moksa (rohani dan jasmani langsung ke Sorga Loka). Gajah Mada adalah sosok orang Indonesia berdarah rakyat, meskipun ditulisnya juga bahwa kepercayaan orang Bali, Gajah Mada adalah penjelmaan Sang Hyang Narayana (Dewa Wisnu) ke atas dunia.

Karena dalam agama Hindu, sifat-sifat kepemimpinan yang menonjol biasanya diambil dari sifat-sifat dewa Wisnu atau Narayana, yang tampak dalam setiap penjelmaan (awatara-awatara)-Nya.

Ajaran kepemimpinan dalam KGM dapat dijumpai pada bagian awal hingga akhir dari karya sastra kakawin ini. Seorang pemimpin hendaknya :
1) Rajin sembahyang, meditasi atau samadhi. Digambarkan bahwa sejak anak-anak, Gajah Mada suka sembahyang atau meditasi. Meditasi sering dilakukan malam hari dan sering mendapatkan vision (penglihatan) dewata yakni mendapat petunjuk dari dewa Brahma, ayah spiritualnya.
2) Menjadi pelopor dan memiliki wawasan ke depan. Gajah Mada selalu menjadi pelopor dan mengambil inisiatif yang pertama serta bekerja keras diantara teman-teman sebayanya.
3) Mampu memberi semangat dalam kerja keras dan berat, terutama dalam memajukan sistem pertanian. Gajah Mada mampu memotivasi sesamanya. Kharismanya tampak sejak anak-anak, kemana Gajah Mada pergi diikuti oleh teman-teman sebayanya.
4) Ahli memimpin, termasuk memimpin sidang, hatinya terbuka dan kata-katanya manis bagai air kehidupan. Dalam berbagai kesempatan Gajah Mada digambarkan dapat memimpin sidang, memiliki keterbukaan dan memimpin yang memberikan kesejukan kepada bawahannya.
5) Mampu menarik simpati, cerdas dan kreatif. Hal ini tampak ketika Gajah Mada pertama kali mengabdikan dirinya di istana maha patih yang sudah mulai tua yang bernama Arya Tadah, dan kemudian dia dikawinkan dengan putrinya yang bernama Dyah Bebed. Kecerdasan Gajah Mada tampak pula ketika ia ingin mengetahui wajah asli raja Bedahulu dengan cara minta dijamu sayur pakis yang utuh sedepa panjangnya, lauk pauknya setumpuk usus ayam, minumnya satu bumbung legen, ia bersedia makan dihadapan raja. Dengan cara demikian itu Gajah Mada akan mudah melihat wajah raja Bali pada saat itu, dan raja tidak boleh membunuh utusan raja Majapahit ini, apalagi yang bersangkutan sedang menikmati makanan.
6) Sopan dan ramah. Gajah Mada sangat sopan dan ramah ketika ia ditanya oleh Kebo Wawira (Kebo Iwa) dan Pasung Grigis tentang maksud kedatangannya ke Bali. Gajah Mada diutus oleh raja Jawa yang mempunyai putri yang sangat cantik, tiada duanya di Wilatikta, dan memuji Kebo Wawira (Kebo Iwa) supaya bersedia mengawini putri Jawa tersebut. Karena penampilannya yang sopan dan ramah, akhirnya Kebo Wawira (Kebo Iwa) berhasil ditipu oleh Gajah Mada.
7) Senantiasa menuntut ilmu pengetahuan, tidak mementingkan kesukaan duniawi, mempelajari kitab suci, dan melaksanakan upacara yadnya.
8) Senantiasa melindungi warga dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat, menegakkan keadilan.
9) Seorang pemimpin hendaknya gagah berani, bertanggung jawab, dan tangguh dalam menghadapi berbagai masalah, tunduk kepada aturan (hukum). Tidak menghina rakyat jelata, dan tidak menjilat kepada penguasa (atasan).
10) Menghormati orang bijaksana, menghargai para pahlawan, dan senantiasa melakukan tapabrata dan semadhi.

Penyusun KGM rupanya telah membaca semua referensi dalam naskah-naskah Bali. Hal ini tampak mengkirstal dalam 10 butir ajaran kepemimpinan dalam KGM. Walaupun ajaran tersebut sangat ideal namun Gajah Mada juga melakukan strategi atau taktik politik yang licik, yakni melakukan penipuan, baik terhadap raja Majapahit yang menghubungkan bahaya kelaparan di Majapahit akibat perbuatan raja Bali. Demikian pula ia telah menipu Kebo Wiwara dan Pasung Grigis. Dalam khasanah sastra Bali memang terdapat adigium musuh wenang linyokin (musuh dapat ditipu atau dibohongi), hal ini tentu mengurangi kredibilitas kepemimpinan yang dilakukan Gajah Mada.

Pembagian wilayah serta menempatkan penguasa dengan Sistem Majapahit di Bali. Sistem ini rupanya merupakan kelanjutan dari sistem yang diterapkan pada zaman Bali kuno yang dikenal sebagai ajaran Mpu Raja Krita yang menjabat sebagai Senapati Kuturan yang kemudian lebih populer dengan sebutan Mpu Kuturan. Warisan monumental beliau adalah dengan adanya sistem pemrajan, banjar, khayangan tiga, dan subak.

Sistem inilah yang ditengarai mampu membentengi Bali dari berbagai perubahan akibat perkembangan kehidupan, sampai era globalisasi dewasa ini.

Ajaran kepemimpinan dalam KGM rupanya tidak jauh bila dikaji dari perspektif model kepemimpinan Hindu dalam masyarakat Bali. Karena model kepemimpinan Hindu yang dituangkan dalam kitab suci Veda dan Susastra Hindu telah dituangkan dalam khasanah kesusastraan jawa kuno atau kawi dan hal ini merupakan sumber utama ajaran atau model kepemimpinan Hindu di Bali.

Konsep atau ajaran kepemimpinan tidaklah hanya berguna bagi pemimpin atau calon pemimpin, tetapi berguna bagi setiap orang termasuk pula menjadi anggota yang dipimpin. Dengan mengerti kepemimpinan, kita memahami bagaimana seharusnya seorang pemimpin berbuat demikian pula bagaimana seharusnya seorang anggota.


Pemimpin Mesti Kendalikan Diri

Dari manakah pemimpin itu harus memulai untuk mencapai kesempurnaan? Adalah dari diri sendiri. Setiap orang jadi pemimpin dirinya sendiri. Jika sudah mampu memimpin diri sendiri, barulah ia menjadi pemimpin orang lain.

Seorang pemimpin masyarakat tidak lepas dari kepemimpinan handal yang ada pada dirinya sendiri. Tak bisa lepas dari pengendalian diri atau kontrol panca indrianya sendiri baik jasmani maupun rohani. Betapa pun pandainya, jika tanpa pengendalian diri, tanpa keseimbangan jiwa, maka dipastikan berdampak merosotnya kehidupan masyarakat yang dipimpin.

Kita bisa belajar menjadi pemimpin dari tokoh terdahulu yang diuraikan dalam kitab-kitab agama atau pun naskah-naskah kuno. Sebut saja Yudistira dalam Mahabharata, merupakan pemimpin yang menjalankan dharma, sesuai ajaran Agama Hindu yang dianutnya. Yudistira seorang raja yang baik, terbukti kehidupan rakyat Indra Prasta yang makmur. Benteng pertahanan Indra Prasta yang kuat dan ia memiliki para pendamping yang siap membantu jalannya pemerintahan, seperti Bima, Arjuna, Nakula, Sahadewa, dan para Resi Bhagawan sebagai penasehat.

Suatu ketika Yudistira pernah kehilangan kontrol diri, ia kehilangan pengendalian diri dan keseimbangan jiwa. Pada saat ia diundang untuk bermain dadu, melawan raja Gandara Sakuni, Yudistira menerimanya dengan cepat. Sudah beberapa kali ia kalah, dan harta yang dipertaruhkan sudah banyak pula. Itu sudah cukup menjadi petunjuk. Namun semakin menjadi-jadi, sampai-sampai ia mempertaruhkan kerajaannya. Hanya karena kontrol dan pengendalian diri, terburu nafsu menggebu dan hilangnya keseimbangan jiwa, maka Yudistira kehilangan Indra Prasta di meja judi, atas akal bulus raja Gandara Sakuni.

Hendaknya pemimpin tidak kehilangan kontrol diri dan keseimbangan. Dan perlu diingat tiga hal yang membuat pemimpin itu rusak ialah judi, berburu, bermain wanita, minuman keras, memfitnah, merampas harta benda, dan melukai badan (kekerasan ?). Untuk menjadi pemimpin yang baik hindarilah hal itu. Sesuai dengan apa yang dimuat dalam kitab Manawa Dharma Sastra, VI,7,52.

Saptakasyasya wargasya
Sarwatraiwanu sangginah
Purwam purwa gurutaram
Widyadwyasanamatmawan

Artinya :
Seorang pemimin hendaknya mengendalikan diri dari ketujuh jenis itu, sebagaimana kejahatan yang disebutkan di atas.

Menjadi pemimpin memang tidak mudah. Sekali lagi, perlu pengendalian diri. Pengendalian diri memegang kontrol segala kegiatan untuk mencapai kinerja yang baik dan berhasil. Pemimpin hendaknya menjadi panutan bagi yang dipimpin dalam hal pengendalian diri. Jika sudah saling mengendalikan diri, semua akan terkontrol, tidak ada kesimpang siuran, tumpang tindih, dan kekacauan. Itulah mengapa dalam sloka-sloka mengenai kepemimpinan sangat banyak memuat tentang pengendalian diri, seperti berikut :

Indryanam jaye yogam.
Samatis theddiwanisam.
Jitendriya hi caknoti
Wage sthapayitum prajah

Artinya :
Pemimpin hendaknya siang dan malam seharusnya mengendalikan diri sekuat tenaga, karena ia telah menundukan indrianya sendiri, dapat menguasai diri, pasti mengendalikan rakyatnya.

Begitu pentingnya pengendalian diri, maka seorang pemimpin pastilah muncul sebuah taksu atau karisma, yang mampu mempengaruhi masyarakat. Namun untuk mengendalikan diri inilah yang sulit apalagi mau membuat karisma diri dan mengendalikan rakyat. Untuk itulah seorang pemimpin berpedoman pada sifat kedewataan dan menerapkannya pada kepemimpinannya. Sifat-sifat kedewataannya itu tersurat dalam sloka :

Indra nilaya markanam
Agni ca waruna sya ca
Candra wite ca yo caiva
Matra nir hertya cacwatih

Artinya :
Untuk memenuhi maksud tujuan itu, pemimpin harus memiliki sifat kekal seperti IndraVayuYamaSuryaAgniVaruna,Chandra dan Kuwera (Manawa Dharmasastra VII, 4)

Yang dimaksud :
• Indra adalah seorang raja harus mampu mengayomi dan memberikan kehidupan seperti hujan yang turun menyuburkan tanah.
• Vayu seorang pemimpin harus adil seperti hakim,
• Yama seorang pemimpin harus tegas,
• Surya seorang pemimpin harus mampu memberikan penerangan,
• Agni seorang pemimpin harus mampu mengobarkan semangat rakyat,
• Varuna atau laut seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan luas,
• Chandra seorang pemimpin harus bisa menyejukkan hati rakyatnya, dan yang terakhir
• Kuwera seorang pemimpin itu harus berdana, untuk kesejahteraan rakyat.


Raja Mabuk Rakyat Teler

Seorang raja Kerajaan Nandaka yang bernama Birhadratha, sedang mengalami kebingungan. Ia pergi ke hutan untuk melakukan pengendalian diri, yaitu berdiri mengangkat tangannya ke atas, sambil menatap matahari. Pada hari yang keseribu dari tapa bratanya, datanglah pendeta bernama Sakyanya. “Hentikan tapa brata anda dan katakan permintaan anda. Kesaktian apa yang anda inginkan?” Raja Birhadratha menyahut dan menyatakan kebingungannya atas ketidakabadian tubuhnya. Demikian pula dengan alam mengalami kepunahan. Seperti serangga kecil bersayap, nyamuk, rerumputan, pepohonan besar, itu muncul dan lenyap. Sang raja juga bingung melihat mahluk-mahluk besar memiliki superioritas yang lebih besar. Mereka dapat menghancurkan para Gandharwa, Asura, Yaksha, Rakhasa, Bhuta, mahluk halus, hantu, ular, dll.

Manusia identik dengan alam. Ketika manusia diberi kedudukan sebagai Raja, ketika salah mengendalikan dirinya maka seolah-olah alampun mempercepat kehancuran dirinya. Demikian juga ketika dia mampu mengendalikan dirinya, maka alampun dirasakan ikut mendukung karena alam dipercayai sebagai penyebab membawa kebaikan maupun keburukan.

Dalam Nitisastra disebutkan kalau raja saleh, rakyatpun saleh, raja jahat rakyatpun jahat. Rakyat akan mengikuti sang raja, sebagaimana raja begitulah rakyatnya.

Selanjutnya dijelaskan dalam Ramayana pada saat Rama menyerahkan Terompah, sebagai simbolis kekuasaan kepada Bharata, dengan wejangan sebagai berikut : “Hilangkah sifat-sifat angkara murka, penghinaan jangan dilakukan, lenyapkan orang mabuk, perbuatan baik merupakan sahabat mulia dan utama. Kemarahan dalam hati harus dihilangkan. Dosa yang bertubi-tubi menimbulkan keonaran dan kehancuran. Rakyat yang baik budi dan setia akan berbalik haluan. Kawan baik makin menjauh, musuhlah yang mendekat. Dosa besar orang yang doyan minum, mabuk, hilap hatinya, pelupa, gelisah, sombong, tekebur, angkuh dan jahat, dan berniat jahat. Lagi pula jangan bohong dan berbuat hina, akan menimbulkan keonaran yang sudah tentu akan menjadi buah bibir. Lagi pula bila ada rakyat yang kelihatan jahat, jangan tinggal diam terhadap hal itu, hendaknya lekas melakukan tindakan yang tegas.

Tuhan menciptakan raja, untuk melindungi ciptaanNya. Untuk mencapai tujuan itu maka sang Raja harus memiliki sifat-sifat yang kekal pada Dewa Indra, Bayu, Yama, Surya, Agni, Waruna, Candra dan Kuwera. Yang kesemuanya tersebut tertuang dalam ajaran Asta Brata.

Raja identik dengan pemimpin. Kalau dicermati kata dasar dari pemimpin adalah “pimpin” yang artinya “tuntun”. Maksudnya adalah seorang pemimpin memerlukan tuntunan, agar mampu berjalan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang telah disepakati. Untuk dapat dikatakan sebagai seorang pemimpin yang bijaksana maka harus mendasarkan diri kepada konsep Agama, Igama dan Ugama, dalam ajaran Agama Hindu.

Konsep berasal dari Panca Talaning Wisata Budaya, terdiri dari : AgamaUgamaIgamaSila Krama dan Sima Krama.Agama adalah agama Hindu yang ada di Bali yang kaya akan falsafah dan mythologi serta ajaran-ajarannya karena ia merupakan perpaduan yang serasi antara Hinduisme, Hindu Jawa dan unsur kebudayaan Bali asli. Ugama adalah pelaksanan dari ajaran agama di bidang upacara dan upakara. Kemudian menimbulkan adanya seni tari, seni sastra, seni krawitan, seni ukir dan seni budaya yang lainnya. Igama adalah ajaran ketata susilaan bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat di Bali. Sila Krama adalah Pelaksanaan ajaran-ajaran di atas di dalam masyarakat Bali yang disesuaikan dengan kala, patra dan desa. Sima Krama adalah Pekraman/ silahturahmi anggota masyarakat desa adat yang sudah dilaksanakan sejak waktu yang lalu, maka ia merupakan adat yang mempunyai kesamaan dan perbedaan di masing-masing desa adat.

Patih Gajah Mada dalam mengendalikan Bali setelah ditaklukkan, menggunakan konsep Asta Dasa Berata Pramiteng Prabhu. Yang dimaksud dengan Asta Dasa Berata Pramiteng Prabhu dari Gajah Mada adalah 18 (delapan belas) kewajiban pokok pengendalian diri seorang pemimpin yaitu :
1. Wijaya; bersikap tenang dan bijaksana.
2. Matri Wira; berani membela yang benar.
3. Natanggwan; mendapat kepercayaan rakyat,
4. Satya bhakti a prabhu; taat kepada pemimpin/pemerintah.
5. Wagmi wak; pandai bericara dan meyakinkan pendengar.
6. Wicak saneng naya; cerdik menggunakan pikiran.
7. Sarja wopasana; selalu bersikap rendah hati.
8. Dirotsaha; rajin dan tekun bekerja.
9. Tan satresna; jangan terikat/mengikatkan diri pada satu golongan atau persoalan.
10. Masihi semesta Buwana; bersikap kasih sayang kepada semuanya.
11. Sih Semesta buwana; dikasihi oleh semuanya;
12. Negara Ginang Pratidnya; selalu mengabdi dan mendahulukan kepentingan negara.
13. Dibya cita; toleran terhadap pendirian orang lain.
14. Sumantri; tegas dan jujur.
15. Anayaken musuh; selalu dapat memperdaya musuh.
16. Waspada Pubha wisesa; waspada selalu/introspeksi.
17. Ambeg Paramartha; pandai mendahulukan hal-hal yang lebih penting.
18. Prasaja; hiduplah sederhana.

Kutipan di atas menunjukkan bahwa ; kalau rajanya bingung dengan pergi ke hutan melakukan tapa berata, maka seorang raja akan lebih banyak dipengaruhi oleh sifat sattwamnya. Sehingga segala peraturan yang ada dalam kitab suci akan dilaksanakan dengan baik. Apabila rajanya bingung, kemudian melakukan pengendalian diri melalui kegiatan berburu di hutan berarti dipengaruhi oleh sifat Rajas, sehingga rakyat juga ikut merusak alam seperti membabat hutan. Kalau rajanya bingung, kemudian melakukan pengendalian diri melalui mengkonsumsi minuman keras dan mabuk-mabukan berarti dipengaruhi sifat Tamas, sehingga rakyat juga terkena dampaknya. Kalau rajanya mabuk, rakyatnya juga teler. Rajanya gila, rakyatnya cenderung gila-gilaan. Rakyatnya sebagai pedagang kecil di warung ditangkap menjual miras rajanya harus juga ditangkap.

Kalau negara ini ingin baik, tidaklah sulit bagi seorang pemimpin. Cukup melaksanakan Agama, Ugama dan Igama, sesuai ajaran Agama Hindu.

Kamis, 22 Desember 2011

YOGA SURYA NAMASKAR

Surya Namaskar

Surya Namaskara yang dapat diartikan sebagai Penghormatan Matahari adalah urutan umum hatha yoga asana . Asal-usulnya terletak pada penyembahan matahari atau dewa surya. Ini urutan gerakan dan pose dapat dipraktekkan pada berbagai tingkat kesadaran, mulai dari yang fisik olahraga dalam berbagai gaya, untuk lengkap sadhana yang mencakup asana , pranayama , mantra dan chakra meditasi .
Ada banyak referensi untuk memuja matahari untuk meningkatkan kesehatan yang baik dan kemakmuran, di Weda . Beberapa himne Weda dimasukkan ke Nitya Vidhi (wajib rutin harian untuk seorang Hindu). Prosedur ini disebut harian Surya Namaskara (secara harfiah diterjemahkan sebagai “salam matahari”). Bentuk dari Surya Namaskar dipraktekkan bervariasi dari satu wilayah ke wilayah. Dua praktik populer seperti yang Trucha Kapla Namaskarah dan Aditya Prasna .
Aditya Hridayam merupakan praktek kuno yang melibatkan surya Namaskar. Ini adalah prosedur menghormat matahari, diajarkan untuk Sri Rama oleh rsi Agastya , sebelum pertarungan dengan Rahwana. Hal ini dijelaskan dalam “Kaanda Yuddha” Canto 107 dari Ramayana .
Inggris Awal publikasi merekam beberapa cara kuno salam matahari. Dalam “Sebuah raisonnée Katalog manuskrip oriental”, mencatat bahwa buku pendek dengan 71 daun dengan “Tricha calpa vidhi” dari “Aditya Puranam” dipertahankan. Dia menjelaskan vidhi sebagai “Mode penghormatan rendering untuk Matahari, dengan pujian dan mantra; objek yang sedang kesehatan atau pengiriman dari penyakit”. Dia lebih jauh mencatat kehadiran Arghya Pradana, Surya Stotaram, Aditya dvadasa namam – 12 nama Matahari sesuai dengan tanda-tanda zodiak bulanan, Surya Narayana cavacham, Saurashtacshari mantram, dan banyak ritual yang rumit lainnya sebagai bagian dari vidhi. Dalam Halaman 148 dari buku yang sama dia menggambarkan versi yang lebih pendek disebut “Laghu tricha kalpa vidhi”.
Praktek
  • Surya Namaskara, seperti yogasanas paling harus dilakukan hanya pada saat perut kosong. Oleh karena itu harus ada celah setidaknya dua jam setelah makan dan sebelum melakukan Namaskara. Hal ini umumnya dilakukan di pagi hari sebelum sarapan atau di malam hari.
  • Namaskaras Surya dilakukan pada tikar , bukan di lantai.
  • Dalam beberapa tradisi, 12 Surya Namaskaras dilakukan di salah satu latihan. Jika memulai bahwa praktek untuk pertama kalinya, biasanya dimulai dengan Namaskaras lebih sedikit (3 sampai 6) per hari, dan kemudian secara bertahap meningkat menjadi 12 Namaskaras per sesi dengan waktu seminggu berakhir.
  • Shavasana dipraktekkan pada akhir praktek untuk beristirahat.
  • Pernapasan ( pranayama ) yang akan disinkronkan dengan asana.
  • Mantra yang diucapkan di awal setiap Namaskara Surya.
  • Ada total 8 postur yang berbeda dalam urutan 12 perubahan postur Surya Namaskara. Beberapa asana yang diulang dua kali dalam siklus yang sama dari Namaskara Surya.
  • Praktek postur yoga (asana) umumnya mengikuti praktek Namaskara surya.
  • Dalam tradisional Hindu konteks, Surya Namaskara selalu dilakukan menghadap ke arah terbit (timur) atau pengaturan (barat) matahari .
  • Sesuai dengan salah satu tulisan suci yang melakukan Namaskaras harian Surya tidak mendapatkan miskin dalam seribu kelahiran.
Hal ini dianggap sebagai latihan terbaik untuk tubuh manusia. Surya Namaskarterdiri dari penting Yogasanas dan Pranayama. Para Pranayama dan dengan demikian keuntungan yang terampil tergabung dalam Surya Namaskar. Para Mantra (Bija Mantra), yang diucapkan sebelum berlatih juga sangat berguna.
Surya Namaskara adalah serangkaian dua belas postur fisik. Ini bolak mundur dan postur membungkuk ke depan melenturkan dan meregangkan tulang belakang melalui jangkauan maksimum mereka memberikan peregangan yang mendalam ke seluruh tubuh.
Seringkali, setelah hari kerja keras, kita hanya akan tiba di atas sofa * ternyata * santai tubuh kita – tapi itu TIDAK begitu. Energi stagnan tetap terkunci dan organ tetap de-oksigen untuk sebagian besar.
Surya Namaskar memiliki efek mendalam dalam mendetoksifikasi organ melalui oksigenasi copius dan memiliki efek yang lebih santai.
Dalam semua ini Namaskar Surya adalah latihan dihargai antara orang-orang dari segala usia dari anak-anak untuk orang usia tua. Surya Namaskar atau Penghormatan Matahari adalah cara terbaik untuk membakar kalori dan mengurangi berat badan. Hal ini sering direkomendasikan untuk obesitas.
Untuk daftar beberapa manfaat Suryanamaskar:
Nada up sistem pencernaan oleh peregangan dan kompresi alternatif organ perut. Ini akan mengaktifkan pencernaan dan menghilangkan sembelit dan dispepsia.
Memperkuat otot-otot perut.
  1. Seksama ventilates paru-paru, dan oxygenates darah.
  2. Bertindak sebagai agen detoksifikasi, dengan menyingkirkan kuantitas yang besar dari karbon dioksida dan gas-gas beracun lainnya.
  3. Nada sampai sistem saraf dan meningkatkan memori.
  4. Meningkatkan tidur dan menenangkan kecemasan.
  5. Menormalkan aktivitas kelenjar endokrin – kelenjar tiroid khususnya.
  6. Menyegarkan kulit. Mencegah gangguan kulit.
  7. Meningkatkan fleksibilitas otot.
  8. Pada wanita, merangsang payudara untuk membantu kekencangan normal. Mengembalikan elastisitas pun hilang, melalui stimulasi dari kelenjar dan penguatan otot-otot dada.
  9. Menekan ketidakteraturan menstruasi dan membantu dalam melahirkan mudah.
  10. Mencegah kerontokan rambut dan beruban.
  11. Membantu mengurangi lemak.
  12. Mengurangi menonjol abnormal apel Adam.
  13. Menghilangkan bau tak sedap dari tubuh.
  14. Meminjamkan rahmat dan kemudahan gerakan untuk tubuh.
  15. Menghidupkan dan mempertahankan semangat kemudaan.
  16. Memperluas dada dan memperindah lengan.
  17. Membuat tulang belakang dan pinggang fleksibel.
  18. Menghasilkan kesehatan, kekuatan, efisiensi dan umur panjang.
Siapa yang TIDAK harus melakukan Surya Namaskar?
  1. Wanita hamil tidak boleh praktek ini setelah bulan ketiga kehamilan.
  2. Pasien Hernia dan tekanan darah tinggi diperingatkan praktek ini.
  3. Orang yang menderita kondisi kembali harus mencari saran yang tepat sebelum memulai Surya Namaskar.
  4. Wanita harus menghindari Surya Namaskar selama haid.
Bagaimana melakukan?
Seperti disebutkan Surya Namaskar adalah serangkaian mengalir dari 12 postur yoga. Ini dijelaskan di bawah ini.
Sinkronisasi napas dengan gerakan-gerakan tubuh sangat penting. Prinsip pernapasan dasar adalah untuk menghirup selama postur membungkuk mundur dan menghembuskan napas selama postur membungkuk ke depan.

Surya Namaskara Asana

Dalam semua Namaskar satu mencakup  posisi yang berbeda, diantaranya

Pranamasana

Posisi 1 (doa berpose)
Normal Pernapasan – om mitrāya namaḥ
Tarik napas dan mempertahankan posisi seperti yang ditunjukkan pada gambar di posisi berdiri dengan tangan bergabung bersama di dekat dada, kaki bersama dan jari-jari menyentuh satu sama lain.
Manfaat: Banyak pinggang Anda dan masalah kulit akan diperbaiki dengan melakukan asana ini karena menambah gairah dan semangat untuk berpose Anda yang juga membantu kaki Anda. Pikiran mencapai kontrol karena berdiri pose. Ini membantu dalam mengembangkan kepribadian yang berbeda karena teknik meditasi. Ketenangan mengelilingi Anda yang akan memberikan Anda bahwa tingkat keseimbangan dalam sendiri.
Membentuk suatu keadaan konsentrasi dan ketenangan data persiapan untuk latihan yang dilakukan.
Anjali Mudra dilakukan sebagai bagian dari latihan yoga fisik dengan tujuan untuk mencapai beberapa keuntungan. Ini adalah keterpusatan pose yang membantu untuk mengurangi stres mental dan kecemasan dan karena itu digunakan untuk membantu praktisi dalam mencapai fokus dan datang ke keadaan meditatif.
Pelaksanaan fisik pose membantu untuk mempromosikan fleksibilitas di tangan, pergelangan tangan, jari dan lengan
Anjali mudra atau Pranamasana adalah gerakan tangan yang dipraktekkan di seluruh di Asia . Hal ini digunakan sebagai tanda hormat dan ucapan di India dan di antara yoga praktisi dan penganut tradisi yang serupa. Gerakan ini dimasukkan ke dalam banyak yoga asana .
Dalam beberapa postur yoga, tangan ditempatkan di posisi mudra anjali ke salah satu sisi tubuh atau di belakang punggung.
Isyarat ini digunakan untuk kedua salam dan perpisahan, tetapi membawa makna lebih dalam dari yang sederhana “halo” atau “selamat tinggal”. Para bergabung bersama telapak tangan dikatakan untuk menyediakan koneksi antara belahan otak kanan dan kiri otak dan merupakan unifikasi atau “yoking”. yoking Ini adalah simbolik dari koneksi praktisi dengan yang ilahi dalam segala hal. Oleh karena itu, melakukan anjali mudra adalah menghormati baik diri dan yang lain sebagai sikap yang mengakui keilahian baik praktisi dan penerima.

Hasta Uttanasana

Posisi 2 (Arch punggung Anda)
Tarik napas – om ravaye namaḥ
Buang napas dan membungkuk ke depan di pinggang sampai telapak tangan menyentuh tanah sejalan dengan jari-jari kaki. Jangan menekuk lutut saat melakukan. Pada awalnya Anda mungkin merasa sulit untuk mencapai posisi ideal tetapi mencoba membengkokkan sebanyak mungkin tanpa menekuk pada lutut.
yang harus dilakukan
  • Sementara menghembuskan napas membungkuk ke depan di pinggang
  • Telapak tangan menyentuh tanah, jari-jari menunjuk ke depan, ibu jari pada sudut 90 derajat
  • Kaki lurus
  • Cobalah untuk menyentuh dahi ke lutut
  • Bersantai leher
Larangan
  • Jangan menekuk lutut
  • Jangan menyimpan tegang leher
Manfaat:
Posisi kembali Arch membantu dalam pencernaan Anda karena mengencangkan organ perut. Pada organ-organ perut itu nada paru-paru serta saraf tulang belakang. Hal ini sangat baik untuk orang-orang yang kelebihan berat badan karena membantu dalam mengurangi kelebihan bagasi yang Anda kebetulan untuk melakukan sehari-hari.
Meregangkan isi rongga perut, menghilangkan kelebihan lemak, dan ~memperbaiki pencernaan.
Melatih otot-otot lengan dan bahu, menyelaraskan urat-urat syaraf tulang belakang, dan membuka seluruh bilik paru-paru.

Pada Hastasana

Posisi 3 (sentuhan Toe)
Buang napas – om sūryāya namaḥ
Tarik napas dan mengambil kaki kiri belakang dengan kaki kiri di lantai, tekan ke bawah pinggang dan meningkatkan leher, dada peregangan ke depan dan mendorong bahu mundur. Jauhkan kaki kanan dan kedua tangan dalam posisi yang sama. Jauhkan kaki kanan dilipat.
yang harus dilakukan
  • Ambil kaki kiri ke belakang dan menyentuh lutut ke lantai, menjaga jari-jari kaki tegak.
  • Lutut kaki kanan akan menjadi bengkok.
  • Lutut kaki kiri harus menyentuh tanah.
  • Drop pinggang / pinggul ke lantai.
  • Tatapan adalah ke atas, kedua lengan lurus.
Larangan
  • Jangan menekuk leher ke depan.
  • Jangan menekuk siku.
Manfaatnya:
Bermanfaat dalam melenyapkan atau mencegah sakit perut serta berbagai penyakit perut.
Mengurangi kelebihan lemak pada daerah perut, mernperbaiki pencernaan dan membantu menghilangkan sembelit. Memperbaiki peredaran darah, membuat tulang belakang lemas menyelaraskan syaraf-syaraf tulang belakang. Jika Anda menderita masalah perut ini adalah salah satu cara terbaik untuk melarikan diri dari itu. Ini adalah solusi yang sangat sederhana untuk masalah seperti itu. Hal ini juga membantu Anda untuk tetap fleksibel karena membantu untuk nada tubuh Anda karena membuat lentur tulang belakang Anda membantu Anda kembali mendapatkan kencang dengan benar juga. Setiap masalah dengan kaki Anda dan jari juga diperbaiki.

Asva sancalanäsana

Posisi 4  (Sikap menunggang kuda)
Tarik napas – om bhānave namaḥ
Tahan napas dan meningkatkan lutut kaki kiri. Ambil kaki kanan mundur dan tetap dekat dengan kaki kiri. Luruskan kedua kaki dan kedua tangan. Jaga leher lurus dan situs tetap. Jauhkan jari-jari kaki tegak baik. Berhati-hatilah bahwa leher, tulang belakang, paha dan kaki berada dalam garis lurus.
yang harus dilakukan
  • Ambil kaki kanan kembali dan tempat itu di samping kaki kiri, menjaga jari-jari kaki tegak.
  • Menjaga tubuh dalam satu garis lurus – posisi papan.
  • Jaga lengan lurus.
  • Tatapan ke depan
Larangan
  • Jangan menekuk lengan.
  • Jangan melihat ke lantai.
  • Jangan drop pinggul / pinggang ke lantai.
  • Jangan angkat pantat ke udara.
  • Jangan menekuk lutut.
Manfaatnya:
Memijat organ-organ perut dan memperbaiki fungsinya. Otot-otot kaki akan diperkuat.
Keseimbangan urat syaraf akan tercapai. Proses pose ini membantu dalam peregangan otot setiap tubuh Anda yang membantu dalam berfungsinya tubuh Anda. Masalah seperti sembelit juga dapat diselesaikan. Karena ada peregangan pada otot-otot leher itu membantu dengan kelenjar tiroid Anda.

Parvatasana

Posisi 5  (menghadapi sikap anjing atau Gunung pose)
Hembuskan napas – om khagāya Namah
Tahan napas, tekuk ke bawah leher dan dagu tekan di tenggorokan, dorong tubuh ke belakang dan menyentuh tumit di tanah, menaikkan ke atas pinggang, jangan memindahkan telapak tangan di lantai.
yang harus dilakukan
  • Mendorong tubuh ke atas sehingga bagian bokong dan pinggang diangkat ke udara, meninggalkan tubuh dalam terbalik
  • ‘V’ posisi
  • Ambil kepala dan dagu ke arah dada.
  • Cobalah untuk menyentuh tumit ke lantai.
Larangan
  • Jangan menekuk kaki di lutut.
  • Jangan menekuk lengan.
Manfaat:
Seperti gunung membantu dalam memperkuat lengan dan bahu. Anda akan kencang kembali karena pemanjangan tulang belakang. Ini adalah asana yang sangat baik untuk orang-orang dengan perut menggelembung serta meningkatkan pinggang-line. Setiap masalah dengan perut juga ditingkatkan.

Ashtanga Namaskara

Posisi 6 (Pemberian hormat dengan 8 anggota badan)
Tahan napas – om puṣṇe namaḥ
Menghembuskan napas menekuk kedua tangan di siku dan dahi menyentuh tanah, menyentuh lutut di tanah, menjaga kedua siku dekat dengan dada. Dahi, dada, kedua telapak tangan, kedua kaki, lutut harus menyentuh tanah dan sisa tubuh tidak menyentuh lantai. Karena hanya delapan sisanya bagian pada tanah, hal itu disebut ‘Ashtanga’ posisi.
yang harus dilakukan
  • Membawa tubuh ke lantai menempatkan 8 bagian di lantai: toes, lutut, dada, telapak tangan, dan dahi.
  • Jauhkan tangan dekat dengan tubuh, di samping bahu.
  • Jaga siku menunjuk ke langit dan dekat ke tubuh.
Larangan
  • Jangan menyentuh paha, pinggul, pinggang atau perut ke lantai.
  • Jangan menyentuh dagu ke lantai.
  • Jangan biarkan jatuh siku dari badan.
Manfaatnya:
Menguatkan otot-otot kaki dan lengan. Memperkuat dada. Pose ini dikenal sebagai hormat kepada matahari dengan delapan bagian tubuh Anda. Tangan, kaki, dada dan kaki bekerja dalam sinkronisasi untuk memberikan manfaat yang sebenarnya bagi tubuh Anda. Ini membantu dalam mengembangkan otot dada Anda seperti yang juga dikenal sebagai push-up berpose

Bhujangasana

Posisi 7 (Sikap Kobra)
Tarik napas – om hiraṇya garbhāya namaḥ
Dengan inhalasi, perlahan-lahan mengangkat kepala dan tekuk tulang belakang mundur sebanyak mungkin.
Tarik napas dan meluruskan siku, bahu peregangan ke atas, tekan ke bawah pinggang tapi jangan menekuk lengan. Jaga lutut dan jari-jari kaki di lantai. Dorong leher belakang dan ke atas situs.
yang harus dilakukan
  • Dorong tubuh bagian atas ke atas sehingga lengan lurus.
  • Jauhkan jari-jari menunjuk ke depan, telapak tangan di tanah, ibu jari pada sudut 90 derajat
  • Buka dada, tarik bahu ke bawah.
  • Drop kepala dan leher belakang dan menatap ke atas ke arah langit.
  • Jauhkan tumit, kaki dan lutut bersama-sama.
  • Jauhkan jari-jari kaki tegak.
Larangan
  • Jangan biarkan kaki atau tumit berpisah.
  • Jangan menekuk siku.
  • Jangan firasat bahu ke arah telinga.
Manfaatnya:
Menguatkan syaraf dan otot—otot pada kedua lengan dan kaki. Melenturkan tulang belakang pada arah yang berlawanan menuj sikap sebelumnya dan lebih jauh membantu rnembuatnya lemas. Menyelaraskan urat syaraf tulang belakang dan memberikan syaraf¬syaraf tersebut aliran darah yang segar. Asana ini membantu dalam menciptakan satu set kuat lengan dan bahu. Otot-otot juga diperkuat yang dalam nada mengembalikan saraf tulang belakang untuk kembali fleksibel. Dalam zaman modern Anda akan menemukan lebih banyak orang dan lebih gemuk tertarik untuk belajar yoga. Asana ini baik untuk mengurangi garis pinggang menggembung Anda, yang cenderung menjadi masalah utama bagi banyak.

Parvatasana

Posisi 8  (sama dengan posisi 5)
Buang napas – om marīcaye Namah
yang harus dilakukan
  • Ambil kaki kanan ke depan dan tempatkan antara tangan.
  • Lutut kaki kanan akan menjadi bengkok.
  • Lutut kaki kiri harus menyentuh tanah.
  • Drop pinggang / pinggul ke lantai.
  • Tatapan adalah ke atas, kedua lengan lurus.
Larangan
  • Jangan menekuk leher ke depan.
  • Jangan menekuk siku.
Manfaatnya:
Asana ini sangat berguna untuk menjaga punggung Anda dalam posisi terkuat. Daerah tulang belakang menjadi kuat dan sangat tangkas. Asana ini membantu dalam menciptakan sirkulasi yang sehat untuk punggung. Ini nada tubuh Anda serta saraf tulang belakang. Pencernaan Anda akan meningkat. Ini nada hati Anda serta pijat ginjal. Laki-laki dan perempuan reproduksi meningkatkan sistem. Siklus menstruasi tidak teratur masalah diperbaiki juga. Dengan meningkatkan sirkulasi darah wajah Anda tampak berseri-seri memberikan.
Perut ditekan, membantu menekan darah yang berhenti dan organ – organ perut dan mendorong aliran darah segar. Sikap ini sangat bermanfaat bagi semua penyakit perut, termasuk ketidakmampuan mencerna dan sembelit.
Melengkungkan punggung melatih tulang belakang, membuat otot otot lemas dan memberikan kekuatan kembali pada syaraf – syaraf tulang belakang yang paling penting.

Asva sancalanäsana

Posisi 9 (sama dengan posisi 4)
Tarik napas – om ādityāya Namah
Asana ini adalah asana yang sama Anda lakukan dalam posisi NO.4 yaitu Ashwa-sanchalan-asana. Pose ini sangat berguna untuk memijat organ-organ internal Anda untuk fungsionalitas yang lebih baik. Otot-otot kaki Anda diperkuat menciptakan keseimbangan yang tepat. Ini mempengaruhi pikiran Anda karena membantu untuk tetap tenang dan stabil. Masalah tenggorokan bisa dihapus dengan olahraga teratur.

Pada Hastana

Posisi 10 (sama dengan posisi 3)
Buang napas – om savitre Namah
Manfaat: asana Ini adalah asana yang sama Anda lakukan dalam posisi yaitu No.3 PADA Hastana. Memiliki masalah dengan kaki atau jari? Asana ini membantu Anda memperbaikinya dengan cepat. Perut dan sistem pencernaan Anda bebas dari komplikasi. Lentur dari badan Anda membantu Anda untuk memperluas dada. Lengan dan tangan menjadi lebih kuat juga.

Hasta Uttanasana

Posisi 11 (sama dengan posisi 2)
Tarik napas – om arkāya Namah
Buang napas dan membawa ke depan kaki kiri seperti pada posisi 2 dan menempatkannya di antara kedua lengan.
yang harus dilakukan
  • Ambil kaki kiri ke depan dan tempatkan di samping kanan.
  • Telapak tangan menyentuh tanah, jari-jari menunjuk ke depan, ibu jari pada sudut 90 derajat.
  • Kaki lurus.
  • Cobalah untuk menyentuh dahi ke lutut.
  • Tenang leher.
Larangan
  • Jangan menekuk lutut.
  • Jangan menyimpan tegang leher
Manfaat: asana Ini adalah asana yang sama Anda lakukan dalam posisi No.2 yaitu Hasta Uttanasana. Mengangkat dan peregangan lengan membantu otot-otot lengan Anda. Bahu Anda menjadi kuat dan fleksibel. Meningkatkan pencernaan Anda karena nada paru-paru saat peregangan. Ini adalah obat yang baik untuk menghilangkan kelebihan berat badan. Hal ini meningkatkan visi Anda sangat.

Pranamasana

Posisi 12 (sama dengan posisi 1)
Buang napas – om bhāskarāya Namah
Menghirup mulai bangun dan mencapai posisi seperti pada posisi 1
Manfaat:
asana Ini adalah asana yang sama Anda lakukan dalam posisi No.1 yaitu Pranamasana. Posisi ini kerang saraf memudahkan Anda karena tubuh Anda dan memungkinkan Anda memiliki rasa keseimbangan.
Ashtanga Namaskar Asana berakhir dengan asana sama seperti yang kita mulai dengan yaitu Pranamasana.
Peringatan: pembaca artikel ini harus melaksanakan semua tindakan pencegahan ketika mencoba untuk melakukan salah satu asana. Jika Anda menderita masalah kesehatan berkonsultasi dengan dokter Anda dan instruktur yoga Anda sebelum mencoba asana. Tanggung jawab terletak dengan pembaca dan bukan dengan situs atau penulis.

Mantra untuk diucapkan dan chakra

Berikut mantra diucapkan pada awal praktek Namaskara Surya:
om mandala dhyeyaḥ sada savitra madhyavartī Narayana sarasijā sanasanni viṣṭaḥ
keyūravāna makarakuṇḍalavāna kirīṭī hari hiraṇmaya vapura dhṛtaśaṁkha cakraḥ
ध्येयः सदा मण्डल मध्यवर्ती सवित्र नारायण सरसिजा सनसन्नि विष्टः
केयूरवान मकरकुण्डलवान किरीटी हारी हिरण्मय वपुर धृतशंख चक्रः
Om Suryam Sundaralokanathamamritam Vedantasaram Sivam,
Jnanam Brahmamayam Suresamamalam Lokaikachittam Svayam;
Indradityanaradhipam Suragurum Trailokyachudamanim,
Brahmavishnusivasvarupahridayam Vande Sada Bhaskaram.”
Ada beberapa chakra sesuai dengan asana masing-masing. Perhatian yang dibawa kepada mereka ketika melakukan Surya Namaskara. Ini dianjurkan untuk menyinkronkan postur, napas, mantra dan membawa perhatian pada chakra tertentu ketika melakukan Surya Namaskara. Perlu pengabdian lengkap.
Mantra berikut ini diucapkan dalam postur masing-masing:
MantraChakraAsana
BenihSalam
1om hrāmom mitrāya NamahAnahataPranamasana
2om hrīmom ravaye NamahVishuddhiHasta Uttanasana
3om hrūmom sūryāya NamahSwadhisthanaPada Hastana
4om hraimom bhānave NamahAjnaAsva sancalanäsana
5om hraumom khagāya NamahVishuddhiParvatasana
6om hraḥom puṣṇe NamahManipuraAshtanga Namaskara
7om hrāmom hiraṇya garbhāya namahSwadhisthanaBhujangasana
8om hrīmom marīcaye NamahVishuddhiParvatasana
9om hrūmom ādityāya NamahAjnaAsva sancalanäsana
10om hraimom savitre NamahSwadhisthanaPada Hastana
11om hraumom arkāya NamahVishuddhiHasta Uttanasana
12om hraḥom bhāskarāya NamahAnahataPranamasana
13om śrīsavitrasūryanārāyaṇāya NamahAnahataPranamasana
14om maata-namo namah pitryubhyaam
Mantra berikut ini diucapkan pada akhir praktek Namaskara Surya:
ādityasya namaskāran ye kurvanti dine dine
Ayuh Prajna Balam vīryam tejasteśān ca jāyate
आदित्यस्य नमस्कारन् ये कुर्वन्ति दिने दिने
आयुः प्रज्ञा बलम् वीर्यम् तेजस्तेशान् च जायते
Terjemahan: Dengan melakukan Ming Penghormatan hari demi hari usia Anda, sadar, kekuatan, esensi dari kemanusiaan dan cahaya tidak akan pernah memudar.

Beberapa Pedoman Praktis

Penggunaan yang efektif dari Surya Namaskara yang dialami pada tiga tingkatan: tubuh, pikiran dan intelek. Praktek dari Surya Namaskara adalah semacam pelatihan untuk pikiran tubuh dan jiwa (Pradnya). Ia bekerja dengan kekuatan yang sama pada tiga aspek. Ini memberi kita kesehatan fisik dan mental dengan kecerdasan yang tajam.
Hanya 35 sampai 40% dari otot-otot Anda digunakan dalam kegiatan sehari-hari. Sisa dari otot-otot tetap tidak aktif. Surya Namaskara adalah latihan fisik di mana hampir 95% sampai 97% dari otot-otot Anda diaktifkan ke modus aktif. Mereka tetap aktif sampai Anda mengisi ulang mereka keesokan paginya.
Sambil melakukan Surya Namaskara latihan pernapasan (Pranayama) memberikan lebih banyak oksigen ke paru-paru Anda. Irama napas menjadi berat dengan vitalitas. Setiap napas dalam-dalam dan menjadi jelas. Ini membawa lebih banyak oksigen ke bagian-bagian berbeda dari tubuh Anda. Poin penting (The Cakra) dalam tubuh juga bisa dikenakan biaya. Surya-Teja dalam Cakra akan tercerahkan dengan pemikiran dan pandangan dari dewa matahari.
Pagi hari adalah waktu terbaik untuk Surya Namaskara. Lebih baik tidak makan apa-apa setidaknya lima jam sebelum Surya Namaskara.
Ikuti postur tubuh dalam setiap langkah yang sangat teliti. Jika tidak mungkin bagi Anda di awal, Anda bebas untuk membuat beberapa perubahan kecil di sana-sini untuk saat ini. Tapi tujuan akhir Anda adalah untuk mencapai posisi yang sempurna.
Sementara melakukan Asana menjaga perut dan pinggul bagian longgar. Dapatkan rasa regangan dan regangan di bagian tubuh tertentu. Sisa tubuh harus bebas dari ketegangan otot.
Kecepatan lambat adalah untuk membersihkan tubuh dari segala macam racun, lemak, sekresi yang tidak diinginkan dan untuk memulihkan kesehatan. Setiap gerakan Asana harus anggun. Gunakan semua kemampuan fisik Anda untuk mengalami peregangan dan ketegangan pada tubuh Anda saat melakukan Asana itu.
Ada dua belas langkah-langkah dalam Surya Namaskara. Anda dapat menghitung lima detik untuk setiap langkah. Ini berarti bahwa satu Surya Namaskara berlaku untuk satu menit (dan sedikit lebih). Ini adalah kecepatan yang normal untuk melakukan dua belas Asana, yang sama dengan satu Namaskar Surya. Kecepatan ini menjamin kemajuan dalam kesehatan secara keseluruhan dan kebahagiaan. Pada awalnya, tentu saja, Anda harus pergi sangat lambat.
Postur tubuh yang penting. Jika Anda memiliki masalah pada langkah apapun, merevisi semua informasi yang diberikan mengenai langkah tertentu dalam terang masalah Anda.
Anda bisa mendapatkan kesempurnaan dalam Surya Namaskara setelah latihan panjang dan stabil. Bersabar. Mempertahankan kemajuan yang lambat dan mantap sehari-hari untuk mencapai ke kanan postur Asana itu. Dewa matahari akan membawa Anda ke jalan kemajuan.
Dikatakan bahwa dua puluh empat Surya Namaskars, jika dilakukan dengan benar, sama dengan lima ratus sit-up / pull-up. Ini mungkin sebuah pernyataan berlebihan, itu sangat berharga untuk mengalami kebugaran fisik yang Anda mencapai setelah Anda mulai berlatih Surya Namaskar. Pada awal latihan, salah satu Surya Namaskar mengkonsumsi 02.30 KCL. Latihan ini membakar keluar banyak kalori dan mengurangi massa tubuh dan berat badan.
Jika kapasitas fisik Anda adalah untuk melakukan dua belas Namaskara Surya pada suatu waktu, melakukan hanya lima. Memberikan pentingnya menggunakan semua kemampuan fisik untuk melakukan Asana setiap dari Surya Namaskara.
Tujuh cakra (titik-titik vital) dalam tubuh Anda mengatur setiap kegiatan Anda. Mereka memotivasi Anda untuk bertindak, memberikan kemampuan untuk melakukan tindakan, dan mendapatkan tindakan yang dilakukan. Dokter juga memberikan paling penting, secara langsung atau tidak langsung, ini poin penting saat mengobati pasien. Keseluruhan kesehatan dan kekuatan yang dipulihkan melalui Surya Namaskara.
Orang yang menderita slip-disk, arthritis, serangan jantung, dll, termasuk perempuan hamil disarankan untuk mengambil pendapat medis dari dokter sebelum memulai praktek Surya Namaskar.
Jika napas Anda berjalan cepat saat berlatih Surya Namaskara, baik jam istirahat atau berhenti melakukan Namaskar lebih Surya untuk hari itu.
Setelah praktek Surya Namaskara selesai, Anda dapat berbaring di Shawasana atau Yoga Nidra untuk beberapa waktu.